Thursday, 12 March 2015

Menjaga Ginjal Tetap Sehat

Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan racun sisa metabolisme dalam tubuh. Apabila ginjal mengalami kerusakan, maka sisa metabolisme akan menumpuk di dalam tubuh dan meracuni tubuh kita. Kerusakan atau penyakit ginjal dapat terjadi karena berbagai penyebab, tapi yang utama adalah diabetes melitus (DM) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama, seperti yang terjadi pada DM tidak terkontrol, akan merusak dan menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah serta membuang sisa metabolisme ke urin. Pada hipertensi, tekanan darah yang tinggi menyebabkan kerusakan organ-organ yang dilewati pembuluh darah, termasuk ginjal. Selain kedua penyebab utama tersebut, penyakit ginjal juga dapat disebabkan oleh kondisi obesitas atau kegemukan, nefritis (radang di nefron), dan kista atau batu ginjal. 



Kerusakan ginjal biasanya berlangsung perlahan selama bertahun-tahun dan tanpa disertai gejala, sehingga seringkali terlambat dideteksi dan tahu-tahu divonis cuci darah. Meski cuci darah akan membantu penderita, namun penanganan ini akan mempengaruhi kualitas hidup dan menimbulkan efek samping yang tak sedikit. Jadi, sudah sewajarnya kita menjaga agar ginjal tetap sehat, dan buktikan bahwa kondisi ginjal merupakan cerminan kualitas hidup Anda. 

Memelihara kesehatan ginjal itu sebetulnya mudah dan sederhana, hanya butuh kedisiplinan dalam menjalani pola hidup sehat serta melengkapinya dengan pemeriksaan laboratorium berkala.

1. Olahraga secara teratur
Jalan kaki 4-5 kali seminggu cukup untuk membantu menjaga kesehatan jantung yang juga baik untuk ginjal Anda.

2. Kendalikan berat badan
Dari suatu penelitian yang  dimuat dalam jurnal American Society of Nephrology tahun 2006, diketahui bahwa kegemukan meningkatkan risiko penyakit ginjal. Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) > 30 berisiko mengalami penyakit ginjal sebesar 3-4 kali lipat, sedangkan mereka yang memiliki IMT > 25 berisiko mengalami penyakit ginjal sebesar 2 kali lipat.

3. Menjaga pola makan dan minum yang sehat
Hindari minuman soda dan makanan olahan/awetan, batasi garam, ganti daging berlemak tinggi dengan ikan atau daging tanpa lemak. Minum sedikitnya 6-8 gelas air putih sehari atau minimal 2 liter.

4. Rutin melakukan pemeriksaan laboratorium setiap tahun
Lakukan pemeriksaan Cystatin C setahun sekali untuk mengetahui apakah laju penyaringan oleh ginjal kita masih baik, dan pemeriksaan Albumin Urin Kuantitatif (AUK) untuk mengetahui apabila terdapat kebocoran protein (albumin) dalam urin karena secara normal protein tidak dibuang bersama urin. Lakukan juga pemeriksaan tekanan darah secara teratur, karena tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit ginjal. 

5. Ketahui riwayat kesehatan dalam keluarga
Riwayat penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal yang dialami orang tua menyebabkan anak cenderung mengalami hal yang sama dibanding mereka yang berasal dari keluarga tanpa riwayat penyakit tersebut, sehingga harus lebih berhati-hati. 

6. Berhenti merokok dan minum alkohol
Hasil studi American Physiological Society tahun 2007 menyimpulkan bahwa nikotin merupakan faktor risiko keparahan penyakit ginjal. Hasil penelitian yang dimuat pada jurnal Evid Based Nurs 2007 menyimpulkan bahkan kombinasi antara merokok dan minum alkohol menyebabkan meningkatnya risiko penyakit ginjal kronik. 

7. Stop konsumsi obat pereda nyeri
Jika Anda tidak terlalu memerlukannya, hindari mengkonsumsi obat pereda nyeri, juga obat-obatan jenis nonsteroid atau NSAID.

8. Segera berobat ke dokter jika saat ini Anda diduga mengalami penyakit ginjal
Jangan tunda pengobatan, turuti nasihat dokter agar penyakit ginjal tidak semakin parah.
Dengan menjalani pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala, semakin sempurnalah perlindungan ganda bagi ginjal Anda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan laboratorium untuk menjaga ginjal tetap sehat, silahkan kunjungi www.prodia.co.id atau Laboratorium Klinik Prodia cabang terdekat.

sumber : health.kompas.com

0 komentar:

Post a Comment