Bagi para pencinta durian, buah ini memiliki daya tarik tersendiri
yang membuat kembali ingin mencicipi. Di sudut jalan, pasar tradisional
hingga di dalam pusat pertokoan modern menjual buah berduri ini.
Perburuan untuk mencari kualitas buah yang legit di lidah menjadi satu
tantangan sendiri.
Alan (31), pemilik Rumah Durian Harum, Jakarta Barat mengatakan bahwa
penikmat durian dapat secara mudah untuk mendapatkan buah yang dianggap
istimewa ini. Pria asal Banyumas yang telah berbisnis durian selama 8
tahun ini membagikan tips untuk Anda bagaimana memilih durian. Simak
tipsnya.
Jangan Lihat Fisik
Buah durian memiliki warna hijau, kuning, hingga kecoklatan. Setiap
warna buah belum tentu merepresentasikan kualitas durian. Warna hijau
tak selalu belum matang. Begitu pun warna kuning juga belum tentu telah
matang. Alan mengatakan durian lokal atau yang tumbuh di Indonesia yang
berwarna hijau telah matang.
Bunyi Durian
Ternyata untuk memilih durian dapat ditentukan dari bunyi durian yang
dipukul-pukul. Jika durian berbunyi “mendem” berarti itulah durian yang
siap untuk Anda makan. Sementara jika berbunyi kencang ketika dipukul,
berarti durian masih belum matang.
Buah durian jatuh langsung dari pohon memiliki kualitas daging yang matang. Durian berkualitas baik diambil ketika jatuh bukan dipaksa dipetik dari pohon. Jika buah dipetik dari pohon, terlihat tangkainya halus maka buah itu dipotong dengan menggunakan pisau. Sementara, tangkai yang tidak rata menunjukkan buah jatuh alami.
Perhatikan Musim
Musim ketika tumbuh juga mempengaruhi kualitas daging. Jika durian
yang dihasilkan ketika musim hujan biasanya daging durian akan gagal
mencapai kualitas terbaik. Musim yang disarankan untuk melahap kelegitan
buah ini adalah ketika musim kemarau.
Aroma Durian
Sambil melihat fisik durian, cobalah untuk mencium aroma wanginya.
Buah durian yang matang, walaupun belum dibuka kulitnya, aromanya sudah
menembus. Dekatkan hidung dan hirup aromanya. Jika sudah tercium
wanginya, berarti durian itu sudah matang.
sumber : kompas.com
0 komentar:
Post a Comment