Sebuah poling dilakukan terhadap 1159 pengguna internet Indonesia, lebih dari 40% dari mereka ternyata terjangkit penyakit sosial otaku! Apakah kamu termasuk di dalamnya?
Kamu pasti tidak asing lagi dengan
istilah otaku. Otaku dalam bahasa Jepang bisa diartikan sebagai
seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, kebanyakan
terhadap anime
dan manga. Sementara di Indonesia sendiri, otaku dipersempit hanya
dengan individu yang tertarik pada anime dan manga. Nah, otaku ini, walau tidak semuanya, banyak sekali yang terlalu berlebihan mendedikasikan diri mereka terhadap hobi mereka sehingga terjangkit penyakit sosial.
Lantas, apa saja penyakit sosial otaku?
Penyakit sosial otaku ini ada empat,
yaitu: Chuunibyou, Wibu, Nijikon, dan Hikikomori. Keempat penyakit
sosial otaku ini adalah yang paling banyak kita temui di Indonesia.
Sebuah poling dilakukan oleh seorang user Kaskus
terhadap 1159 orang. Hasilnya? Lebih dari 40% atau sekitar 470 orang
mengaku bahwa mereka terkena penyakit sosial otaku. Berikut ini detil
hasil poling tersebut beserta dengan penjelasan setiap penyakit otaku
yang mewabah di Indonesia.
Chuunibyou – 188 votes (16%)
Peraih voting terbanyak dari empat
penyakit sosial otaku yang ada. Chuunibyou secara kasar bisa diartikan
sebagai ‘sindrom kelas 2 SMP’. Disebut sindrom kelas 2 SMP karena
biasanya menjangkit anak-anak yang menginjak umur 14 tahun atau kelas 2
SMP.
Orang yang terjangkit chuunibyou ini
biasanya memiliki tingkah laku sesuai dengan imajinasinya (misal: bisa
melihat hantu, menggunakan penggaris kayu sebagai pedang, dan bisa
mengeluarkan kamehameha). Dan mereka melakukannya karena mereka
benar-benar percaya demikian. Biasanya penderita Chuunibyou akan sembuh
begitu menginjak dewasa, tetapi dalam kasus tertentu, ada juga pasien
Chuunibyou yang terjangkit hingga dewasa.
Tingkah orang yang terkena Chuunibyou
ini terkadang menjengkelkan, tapi kalau kita lihat sisi positifnya,
orang-orang yang penderita (atau setidaknya mantan penderita) Chuunibyou
ini memiliki potensi yang bagus untuk bermain film/teater, lho! Mereka
tidak perlu kursus akting lagi karena mereka sudah terbiasa
melakukannya. Hehe.
Itulah tadi 4 penyakit sosial otaku yang
mewabah di Indonesia. Perlu dicatat bahwa tidak semua otaku menderita
penyakit sosial tersebut dan tidak semua otaku seaneh itu. Jadi, bagaimana pendapatmu soal penyakit sosial otaku ini? Atau, apakah kamu termasuk didalamnya?
Hikikomori – 149 votes (13%)
Peraih suara terbanyak kedua,
Hikikomori. Penyakit sosial otaku yang satu ini bisa diartikan sebagai
‘menarik diri’ dari kehidupan sosial. Mungkin sebagian dari kamu akan
berpikir bahwa Hikikomori sama dengan ansos, tetapi pada kenyataannya
tidak –setidaknya tidak secara keseluruhan. Hikikomori
cenderung penarikan diri secara ekstrim, mereka mengisolasi diri dalam
kamar dalam jangka waktu yang sangat lama. Tipikalnya, pelaku Hikikomori
tenggelam dalam tayangan televisi atau komputer di dalam kamar hingga
hampir-hampir tidak pernah tidur. Perilaku ini dapat berujung pada
gangguan psikologis seperti schizoprenia
Penyebab dari Hikikomori ini ada banyak,
tetapi intinya hanya satu: rasa trauma yang hebat yang dialami
penderita saat berada di masyarakat sosial.
Nijikon – 67 votes (6%)
Nijikon hanya menang satu suara dari
wibu. Apa itu Nijikon? Nijikon bisa diartikan seseorang yang terobsesi
dan jatuh cinta pada karakter dua dimensi atau karakter-karakter fiksi.
Dalam bahasa sederhana: jones. Yah, biasanya gejala awal
penyakit ini sering banget ngaku-ngaku bahwa suatu karakter anime itu
adalah waifu-nya (atau husbando untuk para cewek).
Orang yang terjangkit Nijikon akan
sangat mencintai karakter fiksi yang disukai, marah-marah jika ada
karakter lain yang berani mendekatinya, dan biasanya pergi kemana-mana
dengan karakter tersebut (biasanya dalam bentuk dakimakura). Dalam kasus
ekstrim, ada penderita Nijikon yang sama sekali tidak tertarik dengan
makhluk nyata dan bahkan sampai menikahi karakter fiksi yang dia cintai.
Tapi, dibalik semua antics
Nijikon, ada sebuah hikmah positif yang bisa kita ambil dari penyakit
sosial otaku yang satu ini, yaitu: saingan kita dalam mencari pasangan
menjadi berkurang! Hehe.
Meskipun begitu, sepertinya lebih banyak
negatifnya daripada positifnya, misalnya saja: bisa menghancurkan
tatanan perekonomian global! (Ini beneran lho!)
Wibu – 66 votes (6%)
Wibu jelas adalah seorang otaku. Akan tetapi otaku belum tentu adalah seorang wibu.
Wibu berada pada tingkatan dimana seorang otaku mendedikasikan dirinya
terlalu berlebihan terhadap hal-hal yang berbau Jepang. Dari empat
penyakit sosial otaku yang ada, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Wibu
adalah yang paling menjengkelkan. Kenapa? Karena orang yang disebut wibu
adalah mereka yang mendewakan segala sesuatu tentang Jepang. Pokoknya
segala sesuatu tentang Jepang menurut mereka is the best-lah!
Jika ada yang berani sedikit saja mengkritik sesuatu tentang Jepang
pasti mereka bakalan maju ke garis depan dan membelanya mati-matian.
sumber : duniaku.net
0 komentar:
Post a Comment