Rekan kerja pemalas bisa sangat mengganggu. Mereka dapat menghambat
pekerjaan Anda atau membuat satu proyek jadi rusak berantakan. Anda
juga merasa tidak adil, terutama ketika rekan kerja pemalas mendapatkan
gaji yang sama dengan Anda, padahal produktivitas mereka sangat rendah.
Namun,
jangan buru-buru melakukan tindakan yang bisa berdampak buruk pada
karir Anda. Simak dulu tujuh tips dalam menghadapi rekan kerja pemalas
berikut ini, seperti dikutip dari Magforwomen, Rabu (18/3/2015).
1. Jangan teralihkan oleh mereka
Rekan kerja Anda mungkin malas dalam mengerjakan pekerjaan mereka, namun jangan biarkan pikiran Anda teralihkan karenanya.
Jika
Anda secara konstan mengecek apa yang tengah mereka kerjakan, Anda
justru bisa kehilangan waktu kerja karena terlalu memikirkan si rekan
kerja pemalas.
Apabila Anda lebih tahu apa yang dikerjakan si rekan kerja ketimbang pekerjaan Anda sendiri, ini tandanya Anda telah teralihkan.
2. Jangan Ikut-ikutan
Anda mungkin menyadari bahwa rekan kerja Anda pemalas. Mereka bekerja
dengan jadwal sesuka hati mereka dan bekerja dengan cara yang tidak
produktif.
Meski menyadari hal itu, jangan sampai Anda ikut-ikutan
dengan cara kerja mereka. Anda mungkin merasa bos tidak menyadari
pekerjaan si rekan kerja dan akhirnya Anda malah meniru cara kerja
malasnya.
Sebisa mungkin tetap bekerja sesuai jadwal dan tenggat
waktu yang ditentukan perusahaan. Jangan ikut menjadi pemalas, karena
Anda akan rugi sendiri.
3. Jangan Ubah Prilaku Anda
Anda mungkin merasa terganggu bahkan kesal dengan sikap pemalas si
rekan kerja. Anda merasa sikap malas mereka telah mempengaruhi
produktivitas Anda.
Namun jagalah perilaku Anda, jangan sampai
berubah karena sikap pemalas si rekan kerja. Cobalah untuk tidak
terkontaminasi oleh perilaku mereka dan fokus pada pekerjaan Anda.
4. Jangan Pernah mengeluh atau Melaporkan Mereka
Sebaiknya jangan pernah mengeluh atau bahkan melaporkan perilaku
rekan kerja kepada atasan. Mungkin saja atasan Anda sudah melihat sikap
pemalas si rekan kerja, namun jika Anda melaporkannya justru Anda yang
terlihat tidak profesional.
Seorang atasan saat mendengar laporan
Anda mungkin berkata akan lebih memperhatikan si rekan kerja atau justru
mengatakan itu bukan urusan Anda. Apa pun itu, Anda sudah terlihat
buruk di mata atasan karena dianggap sebagai pengadu.
Jika
perilaku malas si rekan kerja mengganggu pekerjaan Anda atau ketika Anda
ditugaskan bekerja dalam tim bersamanya, Anda mungkin bisa memberikan
keluhan pada atasan. Tapi cobalah untuk memperlihatkan fakta, bukan
menyerang pribadi si rekan kerja.
5. Jangan Memberi Bantuan Pada Mereka
Jika rekan kerja malas, itu bukan masalah Anda. Jangan mengambil
tanggung jawab mereka menjadi tanggung jawab Anda, hanya karena Anda
menginginkan pekerjaan itu selesai.
Selama Anda bisa mengerjakan
tugas-tugas Anda dengan baik, maka Anda tidak punya hal lain untuk
dikhawatirkan. Jika Anda dan si rekan kerja melakukan satu tugas yang
sama, maka bagi peran Anda dalam tugas tersebut.
Anda bisa mengingatkan mereka untuk menyelesaikan perannya, tapi jangan mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasnya.
6. Jangan Mau Berada Dalam Satu Proyek
Apabila memungkinkan, hindari berada dalam satu proyek dengan rekan
kerja yang pemalas. Tentu saja, hal ini mungkin tidak akan terlihat
bagus, tapi ini merupakan satu cara agar Anda tak terbebani oleh
sikapnya. Anda juga bisa meminta tenggat waktu yang lebih lama,
jika tak bisa menghindari bekerja sama dengan si rekan kerja pemalas.
Bicarakan juga cara kerja Anda pada si rekan kerja, agar Anda bisa tetap
bekerja maksimal.
7. Gunakan Sikap Mereka Sebagai Kesempatan
Kadang, Anda bisa mengubah situasi yang tak menyenangkan menjadi
sesuatu yang berguna bagi Anda. Cobalah ambil kesempatan untuk menjadi
pemimpin dan tunjukkan kemampuan Anda yang berada di atas si rekan kerja
pemalas.
Pacu kinerja Anda dan tunjukkan pada atasan bahwa Anda
mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan. Tak ada salahnya juga
meminta pada atasan untuk membantu pekerjaan si rekan kerja pemalas. Dengan begitu, atasan akan melihat mana pekerja yang lebih produktif dan mana yang tidak.
sumber : Bisnis.com
0 komentar:
Post a Comment