Wednesday, 9 October 2013

Mengharukan, PR Terakhir Seorang Guru Di Jepang

Ini adalah sebuah kisah nyata yang baru saja terjadi di Jepang. Kematian kadang disertai insting dari orang tersebut. Sehingga orang bisa merasakan bahwa sebenarnya waktu yang ia miliki takbanyak lagi.


Itulah yang terjadi pada seorang guru di Jepang. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, ia sempat menuliskan PR untuk para siswanya. Bila biasanya PR itu membuat para murid malas mengerjakannya, ada yang berbeda dengan PR yang satu ini. Tugas rumah yang diberikan oleh guru ini justru membuat para siswanya menangis.



Guru itu menuliskan sebuah PR di papan tulis. Dengan sebuah kapur, ia mulai memberikan tugas terakhirnya pada murid-muridnya. Begini tulisan yang tertera pada papan tulis tersebut.



最後の宿題  

時間制限なし

幸せになりなさい

君たちが宿題を出す頂に

おそらく僕は天国に

いるでしょう

急いで??にくるな

ゆっくりでええから

いつか?とむかって

「幸せになったでして

きかせてください

待っているで



Terjemahan :

PR Terakhir

Tidak ada batas waktu.

Jadilah orang yang bahagia.

Saat kalian mulai mengerjakan tugas ini, mungkin aku sudah ada di surga.

Tidak usah buru-buru mengerjakannya. Kalian bebas menggunakan waktu yang dimiliki.

Tapi suatu hari, tolong kumpulkan padaku dan katakan, “Aku sudah melakukannya. Aku sudah bahagia.”

Aku akan menunggu.

Tulisan di papan tulis itu menjadi salah satu PR yang sangat mengharukan. Bahkan salah satu akun Twitter membagikan foto terakhir dari papan tersebut. Guru yang menuliskan tugas ini baru saja meninggal.

Namun apa yang ia sempat lakukan di nafas-nafas terakhirnya sungguh mengesankan. Guru ini benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang guru, yaitu memastikan bahwa anak didiknya bukan hanya belajar atas tuntutan akademis. Namun juga untuk menjadi seorang yang bahagia.

Guru memang merupakan salah satu sosok yang berjasa bagi kehidupan seseorang. Masih ingatkah kalian dengan guru yang paling kalian sayangi dan sudahkah kalian menjadi sosok yang baik. Semoga dedikasi guru tak menguap dimakan usia, namun benar-benar bisa menjadikan semua orang sosok yang selalu belajar dan bahagia.

0 komentar:

Post a Comment