Wednesday, 16 January 2013

Gion Matsuri

Gion Matsuri (祇園祭) adalah salah satu Festival terbesar di Jepang yang sering dilaksanakan pada bulan Juli di Kyoto selama satu bulan penuh. Perayaan dimulai pada tanggal 1 Juli yang ditandai dengan ritual Kippu iri dan diakhiri ritual Nagoshinoharae pada tanggal 30 Juli. Puncak-puncak perayaan Gion Matsuri berupa:
  • Yoiyoiyama (malam sebelum Yoiyama, 15 Juli)
  • Yoiyama (malam sebelum prosesi, 16 Juli)
  • Yamaboko-junkō (prosesi Yamaboko, 17 Juli)

Yamaboko adalah istilah untuk Yama dan Hoko. Yama adalah kendaraan beroda (float) besar dari kayu dengan hiasan megah dan ditarik oleh banyak orang. Hiasan kendaraan (kenshōhin) pada Yama berupa benda-benda keagamaan dan benda-benda seni seperti karpet yang didatangkan dari Eropa dan Tiongkok melalui Jalan Sutra. Perdagangan dengan Dinasti Ming mencapai puncaknya pada zaman Muromachi, sehingga motif dari luar negeri banyak dipamerkan dalam Gion Matsuri. Masing-masing Yama mempunyai tema yang biasanya merupakan cerita dongeng yang berasal dari Tiongkok.
Gion Matsuri
Hoko adalah jenis Yama dengan menara menjulang tinggi yang di ujung paling atasnya terdapat hoko (katana dengan mata di dua sisi) walaupun ada juga Hoko yang tidak bermenara. Hoko juga dijadikan panggung untuk kelompok orang berpakaian Yukata yang terdiri dari pemain musik Gionbayashi dan peserta yang berkesempatan naik karena memenangkan undian hasil membeli Chimaki atau Gofu (semacam jimat). Musik Gionbayashi yang menurut telinga orang Jepang berbunyi "Kon-chi-ki-chin" baru menjadi tradisi Gion Matsuri pada zaman Edo. 

Dalam perayaan Gion Matsuri ada juga pameran barang-barang peninggalan budaya yang disebut Byōbu Matsuri (festival lukisan penyekat ruangan). Pameran ini diselenggarakan di rumah-rumah keluarga pengusaha yang berpengaruh (machishū) yang terletak di sekitar jalan raya utama Karasuma-dōri. Pengunjung dapat melihat barang-barang yang menjadi kebanggaan pemilik rumah. Ada juga Obral barang-barang disekitar jalan Yama dan Hoko melakukan penjualan kimono, yukata dan perlengkapannya serta barang-barang produksi khas Kyoto seperti kipas lipat tradisional (sensu) dengan harga murah. Hoko yang berukuran besar mempunyai ketinggian yang sama dengan gedung berlantai empat atau lima, sehingga penonton banyak yang menantikan saat Hoko berbelok di persimpangan jalan yang disebut Tsuji mawashi. Salah satu Hoko yang diberi nama Naginatahoko menjadi pusat perhatian pada saat berbelok karena Hoko ini mempunyai berat sekitar 10 ton. Roda-roda yang dimiliki Hoko tidak bisa dibelokkan dengan mudah di atas aspal, sehingga roda harus lebih dulu dialas potongan-potongan bambu yang disiram air agar Hoko dapat berbelok dengan mulus. 

Chigo adalah sebutan untuk anak-anak yang dijadikan bintang dalam Matsuri. Gion Matsuri terkenal dengan Chigo berupa anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun yang didandani dengan riasan tebal. Naginatahoko merupakan satu-satunya Hoko yang berisi Chigo sedangkan pada Hoko yang lain digantikan dengan boneka anak laki-laki. Naginatahoko juga merupakan Hoko terpenting yang tidak boleh dinaiki oleh wanita. Pada bulan Juni setiap tahunnya juga dilakukan pemilihan Kamuro yang terdiri dari 2 orang anak laki-laki yang dilahirkan keluarga kaya di Kyoto. Kamuro berperan sebagai pendamping (kerai) yang berdiri di samping kiri dan kanan Chigo. Pada tanggal 1 Juli, Chigo yang sudah dirias tebal melakukan berbagai macam ritual yang dimulai dengan ritual Osendo bersama para pengikut kuil di kuil Yasaka. Di kuil Yasaka pada tanggal 13 Juli, Chigo yang sudah berdandan lengkap dengan baju kebesaran menerima gelar Shōgo-i shōshō (setara dengan daimyo yang menerima 1.000.000 koku ). Setelah menerima gelar, Chigo dilarang berhubungan dengan keluarga dan dilarang bertemu dengan perempuan hingga berakhirnya puncak acara pada tanggal 17 Juli.

Pada prosesi Yamaboko, Chigo berpakaian lengkap kimono Furisode dengan bahan kain bercampur serat emas, celana Hakama, dengan mahkota burung Phoenix di atas kepala. Salah satu tugas Chigo dalam prosesi Yamaboko disebut Shimenawagiri berupa pemotongan tambang menggunakan katana yang menandai dimulainya prosesi Yamaboko. [Source]

0 komentar:

Post a Comment